Traumatic akan kegagalan lagi , hingga tidak berani ber ekspetasi berlebihan memang di alami kebanyakan orang , apalagi ditengah era bersosmed ria , hehehe..
Termasuk merupakan bagian dari half quarter krisis si, walau banyak dialami oleh kalangan remaja, tetapi juga banyak dialami oleh orang orang dewasa juga. Biasanya karena traumatic akan kegagalan.
Namun, jangan sampai itu membuat kita tidak berani ber ekspetasi, ekspetasi itu adalah sebuah harapan , berangkat dari mimpi yg sebelu sebuah ijinasi ya … memang era bersosmed ria ini membuat kita banyak melihat hal hal baru, yg belum pernah kita lihat dengan mata kepala kita sendiri, ngebuat diri kit itu seolah olah menjadi desire dan merasa itu adalah sebuah hasrat aku banget,
Contoh ni, para para celebgram traveler, para sultan sultan yang meng ekspos lokasi bahkan sampai sebuah kemakmuran mereka,
Otak itu kan sebuah program kecerdasan, yang ketika dijejelin ama penampakan begituan, bahkan ada yang sampai baper ya, bisa bisa terpogram di alam bawah sadar sehingga ter putuskan itu sebagai bagian dari ekspetasi. Padahal mereka yang sultan sultan itu dulunya juga memulai dari 0 , namun alam bawah sadar kita bekerja seolah olah mudah untuk menjangkau ke pencapaian mereka
Nah, terekspetasi lah tadi…hormone ditubuh bergerak, membuat anda keluar rumah dan memulai itu semua , dengan bekal mindset yang terbarukan ,anda menyampaikan ke orang orang banyak, anda berusaha merealisasikan ..namun akhirnya ada 1 variable yang anda tidak tau solusinya . akhirnya menjadi bumerah diri lah istilahnya, baper lagi , galau lagi …. Perasan yg sedan down tadi karena cemoohan orang lain misalnya y…mental jadi down. Gw dah belajar …gw dah upaya … gw dah coba ikuti apa yg dia bilang tapi kok gini amat ya
Akhirnya anxiety lah terhadapa masa depan …
Padahal pengalaman anda itu yg seharusnya di jadikan sebuah pelajaran betul ?
nah, mulailah untuk tidak berani berandai andai …hehe, padahal kawan … ekspetasi itu ada rumusnya lo
Anxiety terhadap ekspetasi yang tidak sesuai ini jangan sampai terjadi dan banyak dialami oleh anak anak remaja Indonesia khususnya . bonus demografi dan era 4.0 harus bisa menjadi sebuah pemicu untuk munculnya sebuarh peradaban baru dari negri ini.
Maka apa poin penting agar ekspetasi tidak sampai membuat anxiety ?
Mulailah membuat simulasi atau merancang tahapn tahapan baik dari sisi aktivitas hingga ke financial. Kegagalan dari manajemen financial adalah factor besar yang mebuat kita mengalami anxiety . mana yang butuh mana yang ingin harus anda sadari , dan juga termasuk financial planner terhadap aktif dan massif income
Kemudian, rancang to be dan valensi anda, valensi adalah kombinasi antar belajar dan praktik alias latihan. Malcom Gadwell menuliskan bahwa untuk menjadi seorang ahli atau pakar adalah dengan berlatih selama 10rb jam terbang agar otot pintar ( meilin ) menjadi terbiasa, nah.. dari sini kita bisa negukur … sejauh ana kita mengemban sebuah amanah yang sesuai ama kemampuan diri kita ama sekarang ini, jangna tergoda tarif gede lalu abil proyek gede, atau jangan merasa sudah gede…. Pasang tarif gede, hehehe
Dalam merangkai valensi , pastikan dulu To Be nya ( mau jadi apa ) . era ber-sosmed ria ini seperti yang saya sampaikan diawal, mudah banget untuk langsung merasa, menetapkan … yeah, that is my passion
reality juga terjadi yaitu dengan banyak nya mahasiwa yang salah memilih jurusan, mereka memilih karena sebuah prestise atau gengsi . so anda sebaiknya melakuakn tes bakat dengan tes STIFIn dan mulailah untuk merancang Valensi. To Be itu tidak selamanya harus bervariable sebuah Profesi , anda pingin membangun sekolah gratis juga termasuk to be, ikut mengawal ambulance dijalan juga bisa dikatakan To Be, dan mau jadi apa anda ? harus merupakan bagian dari sebual Social Rule
Nah, di akhir ini yang dibutuhkan adalah merancang To Have … tentang apa yang mau anda punya. To Have harus sesuai dengna Financial planner, jangan sampai anda bangkrut hanya untuk terlihat kaya. Rancang To Have untuk tidak boleh lebih banyak dari Valensi atau To Be anda. Dengan begitu anda bisa mengkur batas Eskpetasi tadi, agar kekecewaan yang mandalam tidak anda alami apalagi jangan sapai menyangkut kerugian orang banyak
Indonesia adalah Negara berkembang, belum punya regulasi yang sangat inklusif ditambah lagi ama Bonus Demografi, jadi pastilah masalah yang utama dari SDM adalah tentang manajemen Financial dan Manajemen diri . hehehe
So jangan sampai anxiety membuat anda tidak berani ber Eskpetasi ya …berani bermimpi